Bangko-Wabup Merangin H A Khafidh mengingatkan para pejabat di jajaran Pemkab Merangin, agar dapat menjaga betul omongannya. Pejabat jangan asal omong, apalagi omongannya itu bisa menyinggung perasaan orang lain atau profesi seseorang.
Hal tersebut sebagaimana dikatakan Wabup H A Khafidh, ketika menjadi mediasi kisruh antara rekan-rekan Wartawan dengan Kabag Prokompin Setda Merangin Haidir, yang berujung aksi demo, Kamis (03/7).
‘’Saya mengingatkan diri saya sendiri maupun orang lain, terutama Kabag Prokompim Setda Merangin Haidir dan kabag-kabag lainnya, maupun para Asisten, Staf Ahli Bupati ataupun Sekda, agar dapat menjaga betul ucapannya,’’pinta Wabup.
Jangan sampai omongan yang dimanapun diucapkan itu, bisa membuat orang lain atau profesi seseorang tersinggung dan tidak senang dengan berkataan yang dicapkan tersebut. Untuk itu yang bersangkutan harus cepat minta maaf.
Sementara itu atas keteledorannya, Kabag Prokompim Setda Merangin Haidir, minta maaf kepada para rekan-rekan Wartawan dan sangat menyesali sekali atas omongan yang pernah terucap.
Permintaan maaf itu disampaikan Haidir dihadapan puluhan rekan Wartawan, yang sebelumnya sempat mekukan aksi damai long march dari Kantor Dinas PUPR Merangin hingga ke depan Kantor Bupati Merangin.
‘’Saya minta maaf kepada rekan-rekan Wartawan atas salah ucap saya. Semoga ini menjadi pelajaran bagi saya kedepannya dan hubungan persahabatan kita semakin erat lagi,’’ujar Haidir.
Wabup berterimakasih kepada rekan Wartawan, yang sudah bersedia memaafkan Kabag Prokompim Setda Merangin Haidir atas kesalahan ucapan yang dilakukan beberapa waktu lalu, sehingga membuat rekan-rekan Wartawan jadi tersinggung.
‘’Semoga hal ini tidak terjadi lagi dan tentunya akan menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi para pejabat di jajaran Pemkab Merangin, terlebih Kabag Prokompim Setda Merangin Haidir,’’harap Wabup.
Pada kesempatan itu, wabup juga berterimakasih kepada anggota Polres Merangin dan Satpol PP Merangin yang telah memberikan pengawalan atas aksi damai yang dilakukan para rekan-rekan Wartawan tersebut.
Sekeder mengingat, kejadian itu berawal ketika suatu saat, Haidir melontarkan ucapan ‘Bila bertemu Wartawan memberi uang Rp 50 ribu satu orang’. Ucapan tersebut terdengar oleh rekan Wartawan, sehingga profesi Wartawan terkesan direndahkan.(teguh/kominfo)