Logo

Sekda Pimpin Minilokakarya Stunting di Renah Pamenang

Dipublikasikan oleh admin - 23 April 2025 - 9 Dilihat
Berita IMG

· Upaya Percepatan Penurunan Stunting di Merangin

 

Bangko- Sekda Merangin Fajarman membuka minilokakarya Stunting tingkat Kecamatan Renah Pamenang. Acara difokuskan di Kantor Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Desa Meranti, Rabu (23/4).

 

Dikatakan Sekda saat memimpin jalannya minilokakarya Stunting yang dikuti puluhan peserta utusan dari semua desa di Kecamatan Renah Pemenang itu, penyebab Stunting itu utamanya adalah kemiskinan ektrim.

 

‘’Ini tentunya menjadi tanggungjawab kita bersama. Untuk itu saya mengajak semuanya melaksanakan Sedekah Subuh, dengan hanya bersedekah Rp 2.000,- perhari, dikali satu bulan menjadi Rp 60 ribu,’’ujar Sekda.

 

Dana Rp 60 ribu itu lanjut Sekda, jika dibelikan telur dapat satu karpet. Artinya sudah bisa membantu anak Stanting dengan sedekah satu karpet perbulannya. Kalau semua masyarakat melakukan ini tentu angka Stunting di Merangin bisa cepat berkurang.

 

Sekda kambali mengajak para kepala desa, kepala Puskesmas, kepala Kantor Urusan Agama (KUA), Camat dan berbagai pihak lainnya, untuk menjadi bapak asuh anak Stanting, dengan program sedekah tiap hari Rp 2.000,-.

 

Dari minilokakarya dalam rangka upaya percepatan penurunan angka Stunting di Kecamatan Renah Pamenang 2025 itu, diketahui jumlah anak Stunting di setiap desanya dalam Kecamatan Renah Pamenang.

 

Berdasarkan laporan Camat Renah Pamenang Arif Hidayat, di Desa Bukit Bungkul terdapat 12 orang anak, di Desa Lantak Seribu sebanyak 15 orang anak, di Desa Rasau sebanyak 11 orang anak dan di Desa Merangin sebanyak 10 orang anak.

 

Tampak hadir pada minilokakarya Stunting itu, para kader KB Kecamatan Renah Pamenang, para kader Posyandu, Babinsa Desa Merangin, kepala KUA Kecamaan Renah Pamenang dan Kepala Puskesmas Desa Meranti dr Iin Wibawa.

 

Menariknya pada sesi tanya jawab, muncul informasi ada beberapa orang tua yang tidak mau anaknya dibilang kurang gizi, padahal anak tersebut memang kurang gizi. Menanggapi hal tersebut, Sekda minta dilakukan pemahaman kepada orang tua tersebut.

 

‘’Berikan eduksi langsung oleh para ahli gizi kepada orang tuanya, sehingga mereka tahu dan berupaya memberikan asupan gizi kepada anaknya. Tim juga bergerak memberikan bantuan,’’terang Sekda.

 

Selain itu juga muncul pertanyaan dari peserta minilokakarya, bagaimana cara pencegahan Stunting. Sekda menjawab, perlu dilakukan edukasi tentang pemahaman bahaya pernikahan usia dini.

 

Disamping itu perlunya mempersiapkan remaja putri sebelum memasuki usia nikah, terhadap pemahaman tentang Stunting, termasuk penyakit-penyakit pada ibu yang bisa muncul dapat mengakibatkan anak yang dilahirkan jadi Stunting.(teguh/kominfo)

Share: